Cari Blog Ini

Minggu, 20 Januari 2013

Pantun

PENGERTIAN PANTUN

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.

Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).


  Fungsi pantun
a)    Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap, yang merupakan satu kesatuan yang  disebut bait/kuplet
b)      Setiap baris terdiri dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata (umumnya 10 suku kata)
c)  Bait pertama merupakan sampiran (persiapan memasuki isi pantun), separoh bait berikutnya merupakan isi (yang mau disampaikan)
d)     Persajakan antara sampiran dan isi selalu paralel (aa-aa atau ab-ab)   

 e)  melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang         berfikir asosiatif, bahwa suatu kata memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang.

Jenis-jenis Pantun
Berdasarkan bentuk/jumlah baris tiap bait, pantun dibedakan menjadi :
a)      Pantun biasa, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris tiap bait
b)      Pantun kilat/karmina, yaitu pantun yang hanya tersusun atas dua baris
c)      Pantun berkait, yaitu pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait antara bait pertama dan bait berikutnya
d)     Talibun, yaitu pantun  yang terdiri lebih dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, separoh merupakan sampiran, dan separoh lainnya merupakan isi
e)      Seloka, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris sebait tetapi persajakannya datar (aaaa).

·         Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi :
a.       Pantun anak-anak
b.      Pantun muda
c.       Pantun tua
d.      Pantun jenaka
e.       Pantun teka-teki
f.       Pantun Pendidikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar