Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang
punah. Sedang diadakannya ujian semester. Felix dan Akbar duduk berdampingan, Feiby,
Cindy, Regina duduk di berdampingan depannya,
sedangkan renaldy duduk sendiri dibelakang.
Mata
pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat
kebingungan dan kewalahan melihat soalnya dan terjadilah percakapan antara 5
sekawan, Felix, Renaldy, Akbar, Feiby dan Cindy.
Akbar: "cin, aku minta jawaban soal
nomor 5 dan 6!”
Cindy: “A dan C”
Feiby: “kalau soal nomor 10,11 dan 15
jawabannya apa Bar?
Akbar: “10 A, 11 D, nomor 15 aku belum”
felix: “Huss, jangan kencang-kencang nanti
gurunya dengar”
feiby: “soalnya sulit sekali,masih
banyak yang belum aku kerjakan”
Mereka
berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan
renaldy , ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa
mencontek.
Akbar : “dy,kamu sudah selesai?”
renaldyi: “Belum, tinggal 3 soal lagi”
Akbar: “Aku minta jawaban nomor 15 sampai
20 dy”
renaldy: “Tidak Bisa bar,”
Akbar: “Kenapa? Kita sahabat dy, kita
harus kerjasama”
Cindy: “Iya dy, kita harus kerja sama”
Felix: “Iya, kamu kan yang paling
pintar disini dy”
Renaldy: “tapi bukan
kerjasama seperti ini teman-teman”
Feiby: “Kenapa memang dy? Hanya 5 soal
saja!”
Renaldy: “Mencontek atau pun memberi contek
adalah hal buruk, yang dosa nya sama.
Aku tidak mau mencotek karena dosa,
begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”
Feiby: “Tapi saat ini, sangat mendesak
dy”
Cindy: “Iya dy, bantu kami”
Renaldy: “tetap tidak bisa”
Felix: “yasudah, biarkan. Urus saja
dirimu sendiri dy, dan kami urus diri kami sendiri.” Ia pun menjadi marah dan
kesal.
Akbar:“biarkan, kita lihat di buku
saja”
Akbar
lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat
rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Feiby menanyakan hasilnya
Feiby: “Bagaimana bar? Ada tidak?"
Akbar: “ada, kalian dengarya. 15A, 16D,
17D, 18B, 19A, 20C”
Regina: ”kalian kok liat buku ? inikan
ulangan”
Akbar: ”kenapa kamu yang sewot!”
Regina: ”coba liat teman kalian renaldy
dari tadi dia tampak tenang dan mengerjakannya dengan jujur”
Feiby: ”regina bicaramu sudah seperti
guru saja, biarlah kami yang menanggung akibatnya.kamu diam saja”
Karena
suara mereka yang ribut, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berlima
Guru: “kenapa kalian berisik sekali?”
Regina: ”mereka liat buku bu!”
Guru: ”dasar kalian ini. Keluar sana!”
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk
menghormati tiang bendera
Akbar: “Aku tidak menyangka akan seperti
ini”
Cindy: “Aku juga tidak menyangka, akan
dihukum”
Sita: “Seharusnya kita belajar ya”
Feiby: “Iya, Renaldy benar”
Akbar: “Disaat seperti ini, baru kita
menyadarinya yah!”
Feiby: “Aku menyesal!”
Felix,Cindy&Akbar: “Aku juga”
Setelah
itu Renaldy keluar dari kelas dan menghampiri mereka dan Renaldy pun ikut
berdiri hormat seperti yang lain.
Cindy: “kenapa dy? Kamu di hukum juga?”
Renaldy: “Tidak,aku ingin menjalani
hukuman kalian juga. Kita sahabat
kan? Aku ingin kita bersama”
Feiby: “aku berharap ini menjadi
pelajaran kita semua”
Cindy: “dan tidak kita ulangi lagi”
Felix: “Kita kan sahabat sejati”
Lalu
mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa, Persahabatan akan
mengalahkan segala keburukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar